Al-Jazari Adalah Ilmuan Muslim Yang Pertama Kali Menemukan Konsep Robotika

Saat ini robot biasanya diasosiasikan dengan kemajuan teknologi di Jepang. Pasalnya, negeri sakura tersebut memang begitu rajin mengembangkan model-model robot terbaru yang membuat banyak orang berdecak kagum.

Meski begitu, teknologi mekanis seperti ini sebenarnya bukanlah hal yang baru. Konsep mekanis dan robot sebenarnya sudah dikenalkan ratusan tahun lalu oleh Al-Jazari, seorang ahli mekanis muslim yang hidup pada tahun 1136-1206.

Al-Jazari adalah seorang cendekiawan muslim yang meraih kesuksesan dan ketenaran berkat buku mekanis terkenalnya, Al-Jami' bayn al-'ilm wal-'amal al-nafi' fi sina'at al-hiyal (Buku Pengetahuan Peralatan Mekanis). Buku ini telah menjadi karya inovatif dan menjadi awal dari sejarah perkembangan teknologi. Bagaimana tidak, saat itu Eropa masih berada pada abad pertengahan sementara Al-Jazari telah berhasil menciptakan dan membuat peralatan dengan konsep mekanis dan otomatis.

Lynn White yang merupakan seorang ahli sejarah mengemukakan bahwa roda gigi segmental pertama muncul di buku Al-Jazari. Sementara di Barat, benda ini baru muncul dalam karya jam astronomis Giovanno de Dondi pada tahun 1364 dan istilah mekanisnya baru menyebar oleh pengaruh ahli mekanis Siena, Francesco di Giorgio pada tahun 1501. Bahkan 800 tahun setelah ia meninggal dunia, sejarah ilmu pengetahuan modern begitu menghargai karya dan ide-idenya.

Konsep robot modern sekarang, merupakan perkembangan dari konsep dasar yang ditemukan oleh ilmuan abad pertengahan. Dari robot yang sederhana, dikembangkan menjadi robot yang lebih kompleks yang mampu meringankan pekerjaan manusia. Atau bahkan menggantikan manusia itu sendiri. Seorang ilmuan muslim, Abu al-‘Iz Ismail bin Razaz al-Jazari (1136–1206) yang hidup pada abad ke-6 H, adalah orang pertama yang menemukan robot tersebut.

Hingga memasuki era modern, belum pernah ditemukan dokumen lain dari budaya lain yang membuat konsep-konsep dan peralatan mekanis seperti Al-Jazari. Buku yang ia tulis tidak hanya memberikan instruksi tertulis saja, tapi lengkap dengan ilustrasi yang mendetail tentang bagaimana membuat dan menjalankannya. Karena itulah bukunya bisa dipahami bahkan oleh kalangan yang tidak berbahasa Arab.

Al-Jazari (Cirze) adalah orang pertama yang menemukan robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan rumah. Khalifah di zamannya, meminta al-Jazari membuatkannya suatu alat yang mampu menggantikan pembantunya dalam menyediakan air wudhu untuk shalat.

Al-Jazari membuatkan suatu mesin (robot) yang mampu melakukan gerakan menuangkan (menunduk dan tegak kembali). Di tangan robot tersebut terdapat teko yang berisi air. Tangan yang lain menyediakan handuk. Dan di kepala robot tersebut terdapat seekor burung. Jika waktu shalat tiba, burung tersebut akan berkicau. Kemudian robot pun maju menuju tuannya. Lalu menuangkan air dari teko dengan takaran tertentu. Setelah selesai wudhu, robot itu akan memberikan handuk yang ada di tangannya. Kemudian kembali ke tempat semula. Gerakan terakhir ditutup dengan kicauan burung.

Ia bahkan juga mendesain beberapa peralatan mekanis dan hidrolik. Dari dua penemuan ini, ia kemudian mengembangkan desain mesin uap, dan mesin pembakaran internal yang menjadi cikal bakal mesin modern dengan kontrol otomatis. Dengan penemuan dasar mekanisnya ini, al-Jazari disebut sebagai “Bapak Ahli Mekanis Modern”. Tidak hanya tu saja, dengan penemuan robot humanoid paling awal yang ia ciptakan, ia juga disebut sebagai “Bapak Teknologi Robotik”.

Penemuan al-Jazari ini bukan sebuah klaim atau karangan. Bukan kepalsuan yang semata-mata bertujuan menghibur umat Islam yang tertinggal. Penemuan ini dicatat dalam Kitab al-Jazari. Buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1974 oleh Donald Hill, seorang insinyur dan sejarawan Inggris. Menurut George Sarton, buku al-Jazari ini adalah buku yang paling baik dalam bidangnya. Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang tinggi seorang ilmuan muslim (at-Turats al-Ilmi al-Islami oleh Ahmad Fuad Basya, Hal: 31).

Saat ini teknologi robot memang boleh dikatakan berkembang pesat di Jepang, Amerika, atau negara modern lain. Namun, konsep tersebut tidak akan berkembang tanpa konsep-konsep mekanis dan robotik yang dikembangkan Al-Jazari pada 800 tahun yang lalu. Konsepnya memang masih sederhana dan memanfaatkan teknologi hidrolik, namun dari situlah berkembang ide-ide yang lebih luas tentang alat-alat otomatis yang banyak digunakan dan mepermudah kehidupan para masyarakat modern.

Faidah

Banyak pencapaian umat Islam di masa lalu yang hingga saat ini masih membuat ilmuan modern merasa kagum. Seperti: umat Islam mampu membuat peta yang hari ini hanya mampu dibuat dengan menggunakan satelit. Arsitektur Istana Alhambra yang begitu mengagumkan pemembuatan robot, dll. 

Dari sini kita menyadari bahwa Islam tidak bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sehingga keliru pendapat yang mengatakan umat Islam perlu sekulerisme untuk menjadi maju. Bahkan ada yang menyalahkan sebuah tekhnologi itu sendiri jika dicampuradukkan dengan dakwah Islam, dengan melontarkan bahwa tekhnologi pasti akan hancur dan peradaban akan kembali ke sistem manual. Hal ini lantaran sementara orang mengatakan bahwa dunia sebentar lagi akan kiamat, seakan-akan mereka mendahului Allah SWT yang lebih mengetahui jadwal terjadinya hari kiamat. Padahal Nabi Muhammad SAW mengatakan "bekal apa yang sudah anda persiapkan untuk menghadapi datangnya hari kiamat?" kepada orang-orang yang menanyakan akan kapan datangnya hari kiamat. Hal ini artinya mengisyaratkan kepada kita semua, bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita selaku umatnya untuk fokus beribadah dan menuntut ilmu sesuai Al-Quran dan As-Sunnah. Yang tujuannya adalah agar kehidupan kita bisa selamat di dunia dan akhirat. Yang artinya ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang ada di dalam Al-Quran dan Hadist harus terus dipelajari oleh orang Islam, agar kemajuan peradaban dunia bisa mewujudkan peradaban yang damai, makmur, sentosa, dan penuh manfaat bagi ibadah umat manusia kepada Allah SWT seperti ilmuan di masa kejayaan Islam dahulu. Sehingga tidak menimbulkan murka Allah SWT.

Sebaliknya, kita sebagai umat muslim tidak boleh naif terhadap tekhnologi yang akhirnya diam saja bahkan menghindarinya karena ketidaktahuannya menganggap haram terhadap tekhnologi. Yang akhirnya kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sebenarnya berasal dari Al-Quran dan As Sunnah malah justru akan semakin dikuasai oleh orang-orang non muslim yang malah difungsikan oleh mereka untuk membuat kerusakan di muka bumi, sehingga malah akan menimbulkan kemurkaan Allah SWT di muka bumi.

Dari hal ini dapat diambil pelajaran bahwa kita sebagai umat muslim yang selalu belajar Al-Quran dan As-Sunnah yang ternyata di dalamnya mengandung ilmu-ilmu Allah SWT yang sangat luar biasa, haruslah bisa berperan di dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi untuk mengembalikan keadaan kehidupan di muka bumi dari kerusakan menuju kebaikan.    

Sebagai contoh, hal menarik dari penemuan al-Jazari adalah bagaimana kaum muslimin dahulu memanfaatkan teknologi untuk memudahkan mereka beribadah. Bagaimana teknologi tersebut dijadikan sarana yang dapat membuat mereka kian dekat dengan Allah SWT. Berbeda dengan keadaan kita sekarang, kisa sudah bukan yang terdepan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dan teknologi tersebut sudah banyak dikuasai oleh orang-orang non muslim barat yang membuat kita lalai dari Allah SWT. Hal ini terjadi karena sifat kenaifan bagi sementara sebagian besar orang terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi saat ini. Jika hal ini terus terjadi, bagaimana dengan anak cucu kita di masa depan? Wallahua'lam. Semoga bermanfaat.
Share:

Abbas Bin Firnas Sang Ilmuan Muslim Penemu Prototipe Pesawat Pertama Kali

Siapakah manusia pertama yang berhasil terbang? kebanyakan akan menjawab "Wright Bersaudara". Namun lebih dari seribu tahun sebelum Wright Bersaudara menciptakan pesawat, Abbas bin Firnas sudah berhasil terbang di udara. Banyak bukti sejarah baik tertulis atau relief, yang menegaskan bahwa selama berabad-abad umat Islam menjadi role model perabadan dunia. Di antaranya adalah ada seorang ilmuan Islam yang melakukan riset tentang dunia penerbangan. Apa yang ilmuan Islam lakukan pada masa itu adalah terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan.

Orang yang pertama merobek sekat-sekat kejumudan dalam bidang ini adalah seorang muslim yang bernama Abbas bin Firnas. Abbas bin Firnas menguasai banyak cabang ilmu pengetahuan. Ia suka menyibukkan diri dengan hal-hal baru. Dalam banyak manuskrip sejarah Andalusia yang kini bernama Spanyol, diceritakan bahwa Abbas bin Firnas adalah seorang yang bersemangat dalam mempelajari hikmah, filsafat, matematika, dan kedokteran. Ia juga suka dengan ilmu falak. Dan unggul dalam bidang Kimia, Teknik, dan Arsitektur. Kaum muslimin di Andalusia masa itu tengah gandrung dengan Ilmu Kedokteran dan Kimia. Abbas bin Firnas mencoba sesuatu yang baru, "aerodinamika".

Abbas bin Firnas sangat senang memperhatikan ciptaan Allah SWT di langit. Beliau takjub dengan Kebesaran Allah SWT yang menerbangkan burung-burung di udara. Di Dalam Al-Quran Surat Al-Mulk Ayat 19 Allah SWT Berfirman yang artinya :

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu"

Ini yang memotivasi Abbas bin Firnas untuk memahami Kebesaran Allah SWT di langit. Abbas Bin Firnas berhasil terbang selama lebih dari 10 menit. Jauh lebih lama dari penerbangan pertama Wright Bersaudara 1 milenium kemudian, yakni 12 detik. Abbas Bin Firnas bukan hanya berkarya dalam bidang penerbangan. Beliau juga dikenal sebagai ahli sastra, musik dan astronomi. Di Kordoba Spanyol masih berdiri patung Abbas Bin Firnas untuk menghormati karya dan dedikasi beliau terhadap dunia kedirgantaraan. 

Abbas Bin Firnas juga dikenal sebagai Abu al-Qasim. Abbas bin Firnas bin Wirdas at-Takurini al-Andalusi al-Qurthubi. Beliau lahir di Andalusia yang sekarang menjadi Spanyol pada tahun 810 M dan wafat pada tahun 887 M.  Ia merupakan seorang penemu dari Andalusia. Seorang filsuf dan juga penyair. Ia dibina dan dididik di kota ilmu dan ulama, Takurina di wilayah Kordoba.

Sejarawan tidak menyebutkan detil tentang kelahirannya. Hanya saja ia disebut hidup pada abad ke-2 sampai ke-3 Hijriyah. Ia hidup di masa kekhalifahan bani Umayyah II. Pada masa Khalifah al-Hakam I, Abdurrahman II, dan Muhammad I, yang hidup pada abad ke-9 Masehi.

Abbas bin Firnas menyandang kedudukan sebagai penyair kerajaan di ibu kota Kordoba. Ia merupakan sosok yang langka. Amat perhatian dengan matematika, ilmu falak, fisika, dan terkenal dengan riset tentang penerbangan. Ia adalah pilot pertama di dunia.

Di masa hidupnya, Abbas bin Firnas tumbuh di pusat ilmu dan penemu. Ia tumbuh besar di Kota Kordoba, kota yang menjadi tujuan orang-orang Arab dan non-Arab untuk menimba ilmu pengetahuan dengan berbagai macam jurusannya.

Abbas bin Firnas memulai petualangannya dalam ilmu pengetahuan dengan mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina. Setelah itu barulah ia turut serta belajar di Masjid Kordoba untuk memperoleh pengetahuan Islam yang lebih luas. Fase belajar berikutnya, ia mulai mengadakan disukusi dan dialog, mengadakan seminar dan ceramah, dalam berbagai cabang ilmu syair, sastra, dan bahasa Arab.

Abbas bin Firnas adalah seorang yang sangat cerdas. Ia mampu memparalelkan satu cabang ilmu yang ia kuasai dengan cabang ilmu lainnya. Sehingga masing-masing ilmu itu memiliki keterkaitan, memberikan kajian yang lebih luas, dan lebih terasa manfaatnya secara ril. Misalnya, ilmu Kimia yang ia pelajari sangat membantunya dalam memahami detil pembuatan obat (farmasi), kedokteran, dan penerbangan. Ia memberikan sumbangsih pengetahuan yang begitu besar bagi ilmuan-ilmuan setelahnya. Para ilmuan di zamannya mengatakan, “Ia adalah seorang pakar dari para pakar. Unggul dari para koleganya dalam ilmu eksak, Kedokteran, Kimia, Teknik, Industri, dan para pakar sastra. Ia adalah seorang pionir yang mengejawantahkan sebuah teori menjadi riset dan praktik. Karena itulah, beliau layak digelari dengan seorang maestronya Andalusia”.

Abbas bin Firnas Menemukan Prototipe Pesawat

Abbas bin Firnas telah melakukan banyak riset dan penelitian. Ia telah mengkaji masa benda ketika dihadapkan dengan udara dan pengaruh tekanan udara terhadap benda di ruang hampa udara. Berbekal dari penguasaan ilmu eksak, matematika, dan kimia, ia terus mengkaji masa benda. Sampai akhirnya ia melakukan eksperim menerbangkan diri

Abbas bin Firnas memakai semacam sayap burung lengkap dengan bulu-bulunya yang terbuat dari sutra. Yang telah ia hitung mampu menahan berat tubuhnya. Setelah persiapan dirasa cukup, ia mengumumkan bahwa dirinya akan melakukan percobaan terbang.

Orang-orang pun berkumpul di pusat Kota Kordoba untuk menyaksikan pementasan dengan bintang tunggal, Abbas bin Firnas. Seorang manusia akan terbang seperti burung-burung melangkahi bangunan-bangunan Kordoba. Ibnu Firnas menapak, menaiki tempat tinggi untuk memulai aksinya. Ia kibaskan kedua sayapnya menepak udara. Lalu ia terbang. Melayang jauh dari tempat bertolak. Orang-orang menyaksikan peristiwa itu penuh dengan rasa takjub. Sampai akhirnya Ibnu Firnas mendarat.

Ibnu Firnas telah membuktikan bahwa benda padat bisa melayang di udara. Ia mampu menjadikan tubuhnya ringan dan menolak gravitasi bumi. Ketika ia meloncat dari tempat yang tinggi udara membawanya. Teori-teori dan praktik ini, kemudian terus dikembangkan menjadi penerbangan modern saat ini.

Pengakuan Barat Terhadap Abbas bin Firnas

Sejarawan Amerika, Ellen White, menulis sebuah kajian yang diterbitkan dalam jurnal teknologi dan budaya tahun 1960, ia berpendapat pelopor penerbangan pertama di Eropa adalah Eilmer of Malmesbury.

Eilmer melakukan penerbangan saat melarikan diri dari salah satu penjara di Inggris. Ia melakukan percobaan penerbangan itu di awal abad ke-11 M. Ia membuat sayap dari bulu-bulu, lalu mengikatkannya di lengan dan kakinya, kemudian terbang dalam jarak tertentu. Namun ia jatuh dan menderita patah kaki. Aksinya itu terjadi di awal tahun 1010 M. Ellen White menyatakan apa yang dilakukan Eilmer ini bukan terinspirasi mitologi Yunani kuno tentang Daedalus dan anaknya, Ikarus. Ia mengikuti kajian ilmiah yang dilakukan oleh Ibnu Firnas. Karena Ibnu Firnas menjadi satu-satunya rujukan dalam dunia penerbangan di abad ke-11 M.

Namun sangat disayangkan, buku-buku ensiklopedi sejarah penerbangan hanya memunculkan nama Orville Wright (1877 – 1923 M) dan saudaranya Wilbur Wright (1867 -1912 M), sebagai pelopor dunia penerbangan. Mereka melupakan nama ilmuan muslim, Abbas bin Firnas, sebagai orang pertama yang mengadakan kajian manusia terbang melawan gravitasi bumi. Ibnu Firnas mencapai prestasinya pada abad ke-9, hampir 1000 tahunan sebelum Wright bersaudara melakukan penerbangan perdananya.

Capaian Ibnu Firnas tentu sesuatu yang ajaib di masa itu. Setelah itu, dunia penerbangan terus berkembang, Wright bersaudara dengan pesawat mesinnya hingga jadi seperti sekarang.

Faedah

Pertama: Umat Islam dahulu, mendahulukan Alquran sebelum segala sesuatu. Abbas bin Firnas mengenyam pendidikan Alquran sebelum mengenal yang lainnya. Kemudian mempelajari ilmu agama di masjid. Baru setelah itu, mempelajari ilmu yang menjadi passion-nya. Oleh karena itu, para orang tua jangan salah mengambil tahap pendidikan anaknya.

Kedua: Umat Islam adalah pelopor dalam praktik. Dulu, orang-orang Yunani hanya mencetuskan ide dari sebuah perenungan. Namun mereka tidak membuktikan kebenarannya dalam tataran praktik. Oleh karena itu, tidak ada inovasi dan penemuan. Berbeda dengan umat Islam, sebuah teori dijawantahkan dengan sebuah praktik dan riset sehingga muncullah banyak penemuan-penemuan.

Ketiga: Umat Islam telah mengenal peradaban jauh sebelum Eropa dan Amerika mengenalnya. Jika Anda membaca sejarah Andalusia, Anda akan menemukan bagaimana kemegahan kotanya, keindahan bangunannya, kemodernan masyarakatnya, perkembangan ilmu pengetahuannya. Di sisi lain, Anda juga akan menemukan orang-orang Eropa masih tenggelam dalam kegelapan. Bacalah sejarah, bagaimana Ratu Isabella sangat ingin melihat Kota Granada sebelum mereka menaklukkannya hingga membahayakannya nyawanya. Karena apa? Karena tingginya peradaban kaum muslimin.
Share:

Dampak Ilmu Al-Quran Dikuasai Oleh Non Muslim

Assalamualaikum Wr.Wb. Bismillahirrohmaanirrohiim.

Hidup di zaman sekarang ini, ketika membicarakan dan membayangkan serta mendengarkan peradaban Islam, banyak yang beranggapan dan membayangkan bahwa nilai peradaban Islam adalah sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Image sementara sebagian besar orang itu ada di barat. Mereka beranggapan bahwa baratlah yang memiliki nilai peradaban yang maju. Sehingga bagi sementara sebagian besar orang mulai meniru peradaban dan gaya orang barat. Mereka beranggapan jika ingin selamat di akhirat tentulah harus belajar agama Islam. Tapi jika ingin sukses di dunia, ya kongkowlah di barat. Padahal tidak begitu. Karena sesungguhnya jika ingin sukses hidupnya di dunia dan akhirat harus belajar agama Islam.

Allah menurunkan wahyu pertama kali melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dengan perintah "Iqro". Jika dikaji, ayat tersebut bukan hanya berarti "Bacalah". Namun bisa juga berarti "Belajarlah". Di dalam Al-Quran Surat Al-Mujadilah Ayat 11 Allah SWT berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dari Firman Allah SWT tersebut, sudah banyak dibuktikan oleh para sahabat dan orang-orang terdahulu. Banyak dari mereka mempelajari Ilmu Pengetahuan yang bersumber dari Al-Quran demi untuk kemaslahatan umat manusia. Sehingga di kala itu, terutama di masa Kejayaan Islam muncullah ilmuan-ilmuan muslim yang menyebarkan ilmunya ke seluruh dunia demi untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia di muka bumi. Dan Islam menyebarkan ilmu tidak dengan sifat mempatenkan. Namun seiring perkembangan waktu, ternyata ilmu yang berasal dari ilmuan muslim tersebut dimanfaatkan untuk kemajuan dunia barat. Dan mereka mempatenkannya, sehingga seiring berkembangnya waktu, bagi sementara sebagian besar orang di dunia yang hidup di zaman saat ini, hanyalah mengetahui bahwa kemajuan peradaban barat yang modern ini adalah hasil dari penemuan mereka. Padahal tidak. Karena kemajuan peradaban dunia barat yang modern ini berasal dari penemuan-penemuan ilmuan dan cendikiawan muslim di kala Kejayaan Islam saat itu.     

Namun, yang perlu difahami oleh kita semua, ketika Ilmu yang bersumber dari Al-Quran tersebut dikuasai oleh Ilmuan Islam, yang terjadi adalah ilmu tersebut digunakan untuk menciptakan kedamaian dan kemakmuran serta kemaslahatan hidup manusia yang bermanfaat di muka bumi. Namun sebaliknya, ketika Ilmu tersebut dikuasai oleh dunia barat, yang terjadi adalah ilmu tersebut digunakan untuk kepentingan hawa nafsu yang menimbulkan nilai kerusakan di muka bumi.

Maka dari itu, perlu kita semua sadari bahwa kita semua sebagai umat muslim perlu bangga dan mulailah semangat belajar dengan Iman dan Islam untuk merebut kembali Kejayaan Islam kembali melalui ilmu-ilmu yang telah diterapkan oleh ilmuan-ilmuan muslim. Agar Peradaban Ilmu Islam kembali berjaya sesuai dengan tuntunan di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sehingga bisa tercipta kembali kedamaian dan kemakmuran hidup manusia di muka bumi. Wassalam..      
Share:

Latar Belakang Terbitnya Kalender Tahun Hijriah

Assalamualaikum Wr. Wb. Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Selama ini kita semua sering kali mendengar bahkan sudah tidak asing lagi dengan Kalender Hijriah. Bahkan di Indonesia, Kalender Hijriah disandingkan dengan Kalender Masehi. Kalender Hijriah adalah kalender Islam yang digunakan untuk menentukan penanggalan dalam Islam. Namun pernahkah kita berfikir tentang bagaimana latar belakang penamaan tahun hijriah tersebut? Berikut ini akan admin sampaikan tentang bagaimana latar belakang terbitnya Kalender Hijriah.

Suatu kali di era kepemimpinan Umar bin Khatab ra dalam suatu riwayat terjadi suatu peristiwa saat Umar Bin Khatab ra mendapati suatu utusan yang datang kepada beliau untuk meminta penjelasan dan klarifikasi kepada Umar bin Khatab ra tentang isi dari suatu surat beliau yang isinya mengenai suatu perintah yang mana perintah tersebut diperintahkan untuk dikerjakan di bulan sa'ban. Namun tidak pernah ditampilkan sa'ban tahun yang mana yang dimaksudkan. Ataukah sa'ban yang lalu, ataukah sa'ban yang depan, ataukah sa'ban yang lusa. Klarifikasi seorang utusan ini Karena dikhawatirkan surat tersebut sampai kepada penerimanya sudah melewati bulan sa'ban yang dimaksudkan oleh Umar bin Khatab ra. Dari sini kita tahu bahwa kala itu tidak ada jasa pos seperti sekarang ini. Sehingga surat dikirimkan dengan menggunakan suatu utusan yang bisa memakan waktu yang sangat lama. Sehingga khawatirnya surat tersebut sampai kepada penerimanya sudah melewati bulan sa'ban yang dimaksudkan oleh Umar bin Khatab ra. Sehingga kekhawatiran penerima surat adalah tidak bisa melaksanakan titah yang diperintahkan oleh Umar bin Khatab ra dengan sesuai.

Oleh karena hal tersebut, maka Umar bin Khatab ra dengan kejeniusannya mengumpulkan para sahabat-sahabat qibar di kala itu dan pembesar-pembesar sahabat lainnya untuk mendiskusikan suatu peristiwa yang dialami oleh Umar bin Khatab ra tersebut tentang penetapan tahun Islam yang kala itu belum ditetapkan Kalender Islam. Untuk menetapkan Tahun Islam ini kemudian terjadi diskusi di antara mereka untuk menetapkan pola penamaan Kalender Islam sekaligus penetapan tahun kalender dalam masa Keislaman.

Dalam situasi pertemuan untuk membahas penetapan Tahun Islam yang kemudian menjadi kalender acuan bagi umat muslim di dunia, maka kemudian didiskusikanlah kepada para sahabat di bawah kepemimpinan Umar bin Khatab ra. Kemudian diundanglah sahabat-sahabat utama lalu didiskusikanlah permasalahan yang dialami oleh Beliau. 

Di dalam diskusi dan musyawarah, kemudian ada beberapa sahabat mengusulkan untuk menetapkan tahun tersebut berdasarkan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW seperti orang-orang masehi menetapkan tahun masehi berdasarkan kelahiran Nabi Isa AS. Namun usulan ini mendapatkan penolakan oleh sebagian besar sahabat secara lembut. Penolakan ini beralasan karena jika Tahun Islam ditetapkan berdasarkan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, terjadi kekhawatiran suatu saat nanti, Nabi Muhammad SAW akan dikultuskan oleh sementara orang seperti halnya Isa AS yang dikultuskan oleh sementara orang yang kemudian oleh sementara orang diduga dan diangkat sebagai tuhan. Dan dari sinilah turun hukum-hukum pelarangan-pelarangan seperti perayaan ulang tahun yang ada beberapa tuntunan syariat yang tidak dibenarkan dalam syariat Islam.

Setelah usulan pertama, kemudian muncullah usulan kedua yang mengusulkan penetapan tahun kalender Islam ditetapkan berdasarkan tahun wafatnya Nabi Muhammad SAW. Namun usulan ini juga mendapatkan penolakan oleh sebagian besar sahabat secara lembut. Hal ini memunculkan argumentasi dari sebagian besar sahabat yang berargumentasi bahwa jika berdasarkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW saja terjadi kekhawatiran Nabi Muhammad SAW akan dikultuskan oleh sementara orang, namun sebagian besar sahabat khawatir jika tahun Islam ditetapkan berdasarkan hari wafatnya Nabi Muhammad SAW, maka akan menimbulkan kesedihan pada saat itu. Maka usulan ini setelah dikaji dan dimusyawarahkan, maka terdapat penolakan secara lembut.

Secara singkat kemudian terdapat usulan, sebagian menyebutkan bahwa usulan tersebut berasal dari Ali bin Abi Tholib ra, ada yang mengatakan dari Abu Musa Al-Ashari. Usulan tersebut menyampaikan tentang penetapan tahun Islam berdasarkan momentum Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah Almukaromah sampai ke Yastrib yang kemudian dengan hijrah itu berubah namanya menjadi Madinah Almunawaroh.

Di dalam usulan tersebut dijelaskan latar belakang dan pertimbangannya bahwa dengan hijrah tersebut telah terdapat titik terang perjuangan keislaman yang menjadi titik awal terjadinya masa perubahan dalam keislaman yang melahirkan kesempurnaan nilai-nilai dalam keislaman. Sehingga dengan perubahan tersebut terwujudlah kenyamanan dalam beribadah kepada Allah SWT, terwujudnya perubahan-perubahan karakteristik manusia, terwujudnya persatuan dan kesatuan umat Islam seperti ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah Almunawaroh selain membangun masjid, Beliau mempersatukan persatuan dan kesatuan kaum Anshor dan kaum Muhajirin, mempersaudarakan Aus dan Khazraj. 

Sehingga dari sini kita bisa ambil pelajaran bahwa hakikatnya Islam adalah mempersatukan dan bukan memecah belahkan persaudaraan, hakikatnya Islam adalah menghadirkan cinta dan bukan luka, sehingga jika kita benar-benar mempraktekkan nilai Keislaman yang pertama dilakukan adalah membangun nilai ukhuwah yang baik. Sehingga, jika kita bergaul dengan siapapun, jika terjadi perbedaan pandangan menurut Islam diperbolehkan. Namun, jangan sampai sebabnya terdapat perbedaan pandangan tersebut malah menghalangi kita untuk saling berbagi, bersenda gurau bersama, minum kopi bersama, solat berjamaah bersama, bermain bersama, diskusi bersama, saling memberikan senyuman dan lain-lain yang bisa dilakukan bersama. Sehingga yang dilakukan dalam Islam yang benar adalah "Tak Kenal Maka Ta'aruf". Semoga bermanfaat    
Share:

Aplikasi Dapodik V.20

Puji syukur Alhamdulillah, proses pengujian Aplikasi Dapodikdasmen versi 2020 telah tuntas dilakukan dan saat ini dapat dirilis. Aplikasi Dapodikdasmen versi 2020 digunakan untuk pemutakhiran data semester 1 Tahun Ajaran 2019/2020. Terdapat beberapa pembaruan yang penting pada versi baru ini, di antaranya yang signifikan yaitu perubahan dan pembaruan pada menu sarana dan prasarana dengan isian lebih terperinci pada data tanah, bangunan, data ruang, serta data alat, angkutan, dan buku. Kemudian pada data Peserta Didik dan PTK terdapat penambahan atribut Nomor KK (Kartu Keluarga) dan NUKS (Nomor Unik Kepala Sekolah). Keamanan data ditingkatkan melalui peningkatan metode keamanan pada password pengguna. Semua perubahan dan pembaruan merupakan upaya untuk menyelaraskan prosedur dan mekanisme pendataan Dapodik untuk berbagai transaksi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Aplikasi Dapodikdasmen versi 2020 telah menggunakan database versi baru, untuk itu secara teknis Aplikasi Dapodikdasmen versi sebelumnya (2019.e) tidak dapat langsung di upgrade ke Dapodikdasmen versi 2020, akan tetapi harus melakukan install ulang terlebih dahulu. Aplikasi Dapodikdasmen Versi 2020 hanya dirilis dalam bentuk INSTALLER (tidak ada versi UPDATER).

Berikut adalah daftar perubahan pada Aplikasi Dapodikdasmen versi 2020
  1. Perubahan metode perhitungan pada kondisi Ruang dan Bangunan
  2. Perubahan alur manajemen akses pengguna
  3. Perubahan metode keamanan pada password
  4. Perubahan alur penginputan sanitasi
  5. Pemutakhiran validasi pada saat sebelum sinkronisasi
  6. Penambahan atribut jarak ke sumber listrik terdekat jika sumber listrik memilih Tidak Ada pada tabulasi Data Periodik Sekolah
  7. Penambahan atribut No KK pada peserta didik
  8. Penambahan atribut No KK dan NUKS pada GTK
  9. Penambahan atribut lingkar kepala pada data periodik peserta didik
  10. Pemecahan formulir sarpras menjadi 3 bagian
  11. Penambahan sub menu Tanah dan Bangunan
  12. Penambahan sub menu Ruang
  13. Penambahan sub menu Alat, Angkutan dan Buku
  14. Penambahan tabulasi Pendidikan Keluarga pada Data Rinci Sekolah
  15. Penambahan tampilan baris berwarna jingga jika pada Menu Alat sarana tidak sesuai dengan Standar Sarpras yang berlaku
  16. Penambahan pengisian NJOP setiap Tahun Ajaran baru pada Menu Tanah
  17. Penambahan fitur tampilan grouping berdasarkan jenis prasarana pada Menu Ruang dan Alat
  18. Penambahan fitur Tampilkan dan Sembunyikan pada Menu Ruang dan Menu Alat untuk mempermudah pengisian Operator Sekolah
  19. Penambahan tabel KITAS, Paspor pada Menu GTK
  20. Penambahan tabel KITAS, Paspor dan Kesejahteraan pada Menu Peserta Didik
  21. Integrasi hasil output PPDB untuk siswa baru ke dalam database dapodik
  22. Kelulusan bersama siswa tingkat akhir, 6, 9, 12 dan 13
  23. Penguncian kolom SK Pengangkatan, TMT Pengangkatan, lembaga pengangkat di tabel PTK
  24. Penambahan Tabel Kesejahteraan_PD dan migrasi data KIP, KPS, PKH
  25. Penambahan referensi mata pelajaran informatika dan penentuan sekolah yang melaksanakan pelajaran tersebut
  26. Penyesuaian Jumlah Jam Mengajar max pada struktur Kurikulum SLB
  27. Perubahan bisnis proses penambahan jurusan/kompetensi keahlian oleh SMK
  28. Penambahan Referensi Status kepegawaian PPPK dan PPNPN untuk di tabel PTK.

Selanjutnya kepada segenap Bapak/Ibu Kepala Sekolah agar segera menugaskan Operator Aplikasi untuk melakukan upgrade ke Aplikasi Dapodikdasmen versi 2020 dan melakukan pemutakhiran data semester 1 Tahun Ajaran 2019/2020. Berdasaran Juknis BOS Reguler (Permendikbud No. 3 Tahun 2019) Penetapan  alokasi BOS Reguler  tiap  Sekolah  didasarkan  pada data  hasil batas  waktu  akhir pendataan (cut off) Dapodik. Data pre-cut off akan diambil pada tanggal 30 September 2019 untuk verifikasi data program BOS Reguler. Cut off Dapodik untuk program BOS Reguler akan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2019.
Share: